siarpublik; Banjar | DUKA yang mendalam bagi para Pejuang Melawan KADAP di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Salah seorang aktivisnya yang bernama Sayyid Muhammad Alvin Heriyawan Assegaf putra dari Aspihani Ideris SAP SH MH aktivis senior Kalimantan meninggal dunia (wafat) di usia Ke 17 Tahun pada hari Rabu 4 Mei 2016 Masehi, bertepatan 27 Rajab 1437 Hijriyah sekitar pukul 22.00 Wita di Kelurahan Sungai Lulut Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.
Muhammad Alvin Heriyawan kelahiran pada hari Rabu 2 September 1998 di Sungai Lulut yang merupakan anak pertama dari Aspihani Ideris. Diketahui bahwa almarhum baru mau mengikuti ujian SLTA-Nya di tahun 2016 ini. Ayahnya merupakan seorang Aktivis LSM, Dosen dan juga seorang Advokat (Pengacara), setiap ayahnya melakukan aksi demo maupun aksi sosial lainnya, almarhum selalu ikut didalamnya dan bahkan merupakan aktor terdepan untuk keberhasilan sebuah aksi.
Aksi kemasyarakatan yang terakhir di ikuti almarhum yaitu di saat melakukan aksi besar-besaran di halaman kantor PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru pada hari Rabu 13 April 2016 yang lewat dengan tuntutan PLN harus memperbaiki kelistrikan di Kalsel dan Kalteng, seperti jangan sering mati kelistrikan di Kalsel dan Kalteng terkecuali bersifat emergency.
Muhammad Alvin Heriyawan meninggal dunia diketahui karena sakit sejak sepekan yang lalu, bahkan disaat melakukan penyampaian aspirasi di halaman kantor PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru pada hari Rabu 13 April 2016 tersebut diri almarhum sudah terlihat sakit.
Diketahui Muhammad Alvin Heriyawan ini juga ternyata salah satu cicit zuriat Rasulullah, walaupun dari datuk, kakek sampai orang tua kandungnya menyembunyikan. Karena diketahui dari keturunan datuk almarhum tersebut masih keturunan Arab-India dengan marga Assegaf. Sayyid Muhammad Alvin Heriyawan Assegaf bin Aspihani Ideris bin Muhammad Ideris (Tuan Guru Ideris) bin Alhabib Syech Abdurrasyid Assegaf (Tuan Guru Abdurrasyid) bin Kumau bin Habib Tukus bin Abdullah bin Alwi bin Ali bin Abdurrahman Alwalid bin Ahmad bin Abdul Qadir bin Ali bin Umar bin Assegaf bin Muhammad sampai ke nasab Ali bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam hingga sampai ke nasab Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Al-Awsat (Imam Ali Zainal ‘Abidin) bin Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fatimah Az-Zahra.
“Disaat usainya aksi penyampaian aspirasi tersebut almarhum memang terlihat sakit, dan disaat saya ajak makan saja almarhum menolaknya, dan berkata maaf om saya tidak selera makan”, ucap Bahauddin menceritakan kepada sejumlah wartawan yang diketahui juga sebagai (Bendahara Aksi Melawan KADAP).
Senandung nada, Fauzi Noor yang merupakan salah satu Wakil Ketua Koordinator Aksi Melawan KADAP menyampaikan, bahwa sejak sebelum aksi penyampaian aspirasi di halaman kantor PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru pada hari Rabu 13 April 2016 lalu, disaat almarhum mempersiapkan spanduk-spanduk penyampaian aspirasi tersebut disaat makan malam tiba almarhum diajak makan malah menolaknya, alasannya belum lapar om, masih kenyang!!!…
Almarhum merupakan sosok aktivis yang cukup berani dan tidak mengenal lelah dalam melakukan aksi sosial, teringat saya disaat kami melakukan aksi sosial bencana tsunami di aceh, kami meminta sumbangan kepada para dermawan dijalan-jalan raya, almarhum disaat itu sangat bersemangat melakukan kegiatan aksi tersebut dan juga di saat para aktivis Kalimantan melakukan aksi demontrasi dibawah jembatan, almarhum juga sangat bersemangat melakukan tugasnya, baik pembikinan spanduk, bendera dan bahkan almarhum juga ikut didalamnya bersama kawan-kawan lainnya mengantarkan makan dan minum kawan-kawan disaat aksi dibawah jembatan tersebut. kenang Fauzi Noor.
“Disaat aksi penyampaian aspirasi Melawan KADAP, pemuda ini juga termasuk salah seorang aktivis yang getol memperjuangkan Banua Kalsel dan Kalteng terbebas dari seringnya pemadaman, seperti mengikuti demo massa pada 13 April 2016 di depan Kantor PLN Wilayah Kalselteng di Banjarbaru”.
Kita doakan bersama Mudah-mudahan Aktivis Muda Sayyid Muhammad Alvin Heriyawan ini mendapatkan yang mulia disisi Allah Subhanahu Wa Taala dan juga kuburnya dilapangkan, diampuni segala dosa-dosanya serta dimasukan kedalam Surga Nya Allah SWT. Amin…, ujar Fauzi Noor seraya menutup pembicaraannya.
Salah seorang tetangga almarhum yang tidak bersedia namanya disebutkan mengatakan, bahwa pada Rabu malam (04/05/2016) sekitar pukul 21:00 Wita dirinya mendengar suara bahwa almarhum memasak mie rebus dan mendengar bahwa almarhum sedang ada yang di goreng, dan setelah itu mendengar ada suara air seseorang sedang mandi.
Setelah itu menurut dia, ia mendengar suara seperti ada benda berat terjatuh dari atas loteng rumah almarhum, “brakkkk…
“Saya dengar suara itu sangat keras sekali seperti ada benda yang terjatuh dari atas loteng rumah almarhum. Setelah itu saya mendengar suara almarhum Alvin seperti azan, Allahu Akbar Allahu Akbar hingga sampai terdengar suara almarhum mengucapkan Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah, dan sesudah itu tidak terdengar lagi suaranya,” ucap seorang wanita yang merupakan tetangga dekat rumah almarhum Muhammad Alvin Heriyawan kepada wartawan. (h@tim)